![]() |
Repository
|
Penelitian Dosen
Penelitian atau Publikasi Karya Ilmiah Dosen
MENGKAJI PEMIKIRAN TASAWUF KIAI AHMAD RIFAI KALISALAK DALAM KITAB TARAJUMAH
- Kategori : Jurnal Nasional
- Penulis : Abdul Basit Atamimi, Aip Syarifudin
- Identitas : An-Nufus: Jurnal Kajian Islam, Tasawuf dan Psikoterapi Vol. 2 No.1 (2020) P-ISSN: 2685-1512
- Abstrak :
Kiai Rifa’i merupakan salah satu tokoh pembaharu Islam di Pulau Jawa, tepatnya di Desa Kalisalak Kabupaten Batang sekitar abad ke -19. Ia sosok ulama yang resah terhadap kondisi masyarakat Islam, khususnya masyarakat pedesaan yang masih minim pengetahuan keagamaan. Ia mencoba berdakwah dengan metode dakwah yang mudah diterima masyarakat pada waktu itu, yaitu metode dakwah --yang mungkin termasuk baru-- dengan menerjemahkan kitab-kitab keagamaan Islam dalam bahasa Jawa. Salah satunya dengan Kitab Tarajumah yang berisi ajaran tasawuf. Tujuan artikel ini untuk mengetahui bagaimana pemikiran tasawuf Kiai Rifa`i di dalam kitab Tarajumah tersebut. Selain kontennya, kitab ini menjadi menarik karena mampu menanamkan ideologi anti pemerintah Kolonial Belanda sebagai salah satu kritik Kiai Rifa’i terhadap penjajahan Belanda dan para ulama tradisional yang menjadi kaki tangannya. Pendekatan penelitian menggunakan riset pustaka (library research), yaitu penelitian yang menggunakan literatur. Dalam memperoleh data, penulis menggunakan bahan-bahan tertulis, seperti buku-buku yang dikarang Kiai Rifa’I, sebagai sumber data primer; serta buku, jurnal, manuskrip, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian sebagai referensi sekunder yang memang berhubungan dengan sejarah, ajaran maupun pemikiran Kiai Ahmad Rifa`i tentang tasawuf dan jamaah Rifa`iyah. Penelitian ini menemukan tiga temuan utama bahwa ajaran dan pemikiran Tasawuf Kiai Rifa’i menitikberatkan pada tiga hal: pertama, pemerintah kolonial Belanda adalah kafir dan haram untuk diikuti karena menindas rakyat; kedua, kaum birokrat tradisional, termasuk juga penghulu dan ulama yang bekerjasama dengan belanda merupakan antek Belanda dan dianggap fasik; ketiga, K.H Ahmad Rifa`i mengajarkan delapan sifat terpuji, dan delapan sifat tercela.
